Upaya Bersama mencegah skabies

Selamat datang di website edukasi dan deteksi dini penyakit kulit yang umum di masyarakat


Skabies adalah salah satu dari penyakit kulit menular yang banyak terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia. Apabila penyakit skabies terlambat didiagnosis, terdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi, seperti infeksi yang berkepanjangan, kualitas hidup yang buruk, hingga terganggunya perkembangan belajar pada anak-anak. Diagnosis skabies merupakan hal yang menantang, mengingat pengetahuan masyarakat umum akan penyakit ini masih rendah dan persebaran tenaga kesehatan beserta peralatan penunjang yang tidak merata. Untuk menanggapi masalah ini, dilakukan community empowerment atau pemberdayaan masyarakat melalui sekolah pesantren di Bogor, Jawa Barat, dimana angka prevalensi skabies masih tinggi.

Kegiatan ini merupakan pilot studyuntuk mengevaluasi pelaksanaan deteksi kasus skabies aktif melalui pemberdayaan masyarakat pada populasi skala kecil. Dalam studi ini, dikerahkan enam pembimbing (non-tenaga kesehatan) dari sekolah pesantren yang telah dilatih oleh dokter spesialis dermatologi dan venereologi untuk mengenali skabies dan dapat memeriksa 128 murid santri yang berpartisipasi dalam studi. Setelahnya, murid santri juga diperiksa oleh dokter spesialis dermatologi dan venereologi untuk membandingkan dan memastikan hasil pemeriksaan para pembimbing tersebut.

Hasil dari studi ini didapatkan bahwa terdapat batas ukur angka sensitivitas dan spesifisitas yang cukup luas, yaitu 56 % ke 97 % dan 0 % ke 74 %. Positive predictive valueand negative predictive value adalah 67 % ke 95 % dan 0 % ke 56 %. Lima dari enam non-tenaga kesehatan memiliki angka sensitivitas diatas 60%, yang dimana lebih dari estimasi dasar studi skrining. Dari studi ini, didapatkan bahwa non-tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan skabies pada populasi dengan prevalensi skabies yang tinggi.  

Artikel lengkap dapat diakses di: https://www.scitepress.org/Papers/2018/81539/